Kamis, 14 November 2024

Kisah Auj bin Unuq, Raksasa yang Hidup di Zaman Nabi Nuh dan Nabi Musa

Meskipun keberadaan Auj bin Unuq tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an, kisahnya muncul dalam berbagai kitab tafsir dan cerita rakyat Islam. Kisah Auj bin Unuq mungkin tak begitu familiar bagi kebanyakan orang, sebab kisah tentangnya memang tak begitu jelas keasliannya. Adapun Auj bin Unuq adalah seorang raksasa yang dikenal karena ukurannya yang sangat besar dan kekuatannya yang luar biasa. Dalam literatur Islam dan mitos kuno, Auj bin Unuq sering digambarkan sebagai makhluk raksasa yang sombong dan jahat, menantang kekuasaan Tuhan serta para nabi.

Dalam beberapa sumber, disebutkan bahwa Auj bin Unuq memiliki ukuran tubuh yang sangat besar hingga kakinya mampu menjejak dasar laut sementara kepalanya menjulang di atas awan. Meskipun keberadaan Auj bin Unuq tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an, kisahnya muncul dalam berbagai kitab tafsir dan cerita rakyat Islam.
Siapakah Auj bin Unuq?
Auj bin Unuq adalah tokoh yang disebut dalam berbagai kisah mitologi dan literatur Islam kuno. Disebutkan bahwa Auj bin Unuq terlahir seratus tahun sebelum wafatnya Nabi Adam as. Ibunya bernama Anaq, putri dari Nabi Adam as. Ketika Nabi Adam as meninggal dunia dalam usia 930 tahun, beliau meninggalkan 40.000 anak cucu yang hidup tersebar di muka bumi. Beliau sendiri memiliki sekitar 21 putra dan 20 putri, yang di antaranya adalah Anaq, ibu dari Auj.

Banyak yang mengatakan bahwa Auj dilahirkan oleh ibunya dari sebuah perzinaan (lahir tanpa melalui pernikahan). Auj merupakan seorang kafir yang sangat kejam, jahat, sombong dan tidak berperikemanusiaan. Dikutip dari buku Kisah Para Nabi karya Imam Ibnu Katsir, Auj bin Unuq atau Ibnu Inaq ini telah hidup sejak masa Nabi Nuh AS hingga masa Nabi Musa AS.

Auj bertubuh raksasa. Ketika duduk, dia membutuhkan tempat yang panjang dan lebarnya 1000 x 1000 meter. Di setiap tangannya terdapat 10 jari dan setiap jari memiliki dua kuku. Umur Auj bin Unuq adalah 3.800 tahun. Tinggi tubuhnya adalah 23.330. hasta. Dengan badannya yang sangat tinggi itu, dia dapat mengambil ikan dari dasar laut dan memanggangnya di dekat matahari.
Ukuran setiap jari tangannya ialah tiga hasta. Ketika berdiri, awan berada di sekitar pingggulnya. Seluruh binatang takut padanya. Mereka akan lari ketakutan begitu melihat Auj bin Unuq. Raksasa Auj bin Unuq sering disebut dalam berbagai kitab sejarah kuno, terutama dalam konteks pertempuran melawan para nabi.

Kisah mengenai Auj bin Unuq ini sendiri terbagi menjadi dua versi, dan tidak dapat diketahui mana yang benar atau tidak. Sebab, keberadaan Auj bin Unuq sendiri lekat dengan kisah dongeng karena tak memiliki sumber serta dasar yang kuat.

Auj bin Unuq disebut sebagai keturunan Nabi Adan AS dan memiliki tubuh raksasa. Ia hidup di zaman Nabi Nuh AS hingga Nabi Musa AS. Ketika Nabi Nuh diperintahkan membuat bahtera, Auj bin Unuq ikut membantu beliau dalam pembuatan bahtera itu. Dia membawakan kayu-kayu yang berat dari hutan.

Untuk membalas jasanya, Nabi Nuh as selalu memberinya roti. Auj sangat membenci penduduk kota yang memusuhi Nabi Nuh as. Dan apabila ia datang ke kota, semua orang takut dan gemetar melihat kedatangannya.

Tatkala Nabi Nuh merampungkan membuat bahtera dan banjir mulai datang, Auj memohon kepada Nabi Nuh agar ia diberi tempat dalam bahtera tersebut. Akan tetapi Nabi Nuh menolak keinginannya itu. Saat banjir melanda seluruh dunia, tinggi air tidak mencapai lutut Auj bin Unuq, Auj pun hidup hingga masa Nabi Musa as.

Kisah Auj bin Unuq Versi Kedua
Dari sumber lain, Auj bin Unuq dikisahkan sebagai seorang raksasa keturunan Nabi Adam AS yang memiliki sifat kejam, sombong, dan jahat. Dikisahkan, Auj bin Unuq ini mengejek dan mengolok-olok Nabi Nuh AS dengan perkataan yang buruk. Salah satu perkataannya yaitu ketika sedang berada di bahtera Nabi Nuh, dia berkata, "Mangkuk apa yang kamu buat ini?"

Masih terdapat riwayat-riwayat lain yang mengatakan tentang keburukan Auj bin Unuq. Namun sangat sedikit sumber yang mengisahkannya karena kisah ini merupakan mitos yang bertentangan dengan dalil, baik secara akal ataupun naqal (Al-Qur'an dan hadits).
Auj bin Unuq Mitos atau Fakta?
Secara akal, jika anak Nabi Nuh yang dibinasakan karena kekufurannya padahal ayahnya adalah seorang Nabi, bagaimana mungkin Auj bin Unuq yang lebih kufur dan dzalim tidak dibinasakan.

Secara naqal, Allah SWT berfirman dalam surat As Safaat ayat 80-82,

Artinya: "Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. Kemudian Kami tenggelamkan yang lain."

Di antara doa Nabi Nuh yang dikabulkan juga disebutkan dalam Al-Qur'an,

"Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi."

Mitos Auj bin Unuq ini juga bertentangan dengan hadits. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dengan tinggi 60 hasta. Kemudian semakin lama tinggi manusia semakin berkurang, hingga saat ini." Hadits tersebut merupakan hadits yang shahih, terpercaya, dapat diandalkan, dan terjaga.

Hadits tersebut juga menunjukkan bahwa tidak ada keturunan Nabi Adam yang memiliki tubuh lebih tinggi dari Nabi Adam. Dalam bukunya, Ibnu Katsir berpandangan bahwa kisah Auj bin Unuq adalah mitos belaka dan cerita yang hanya dikarang oleh beberapa orang zindik dan pelaku dosa (musuh-musuh Nabi Muhammad SAW).

Sayangnya, informasi mengenai kehidupan Auj bin Unuq sangat terbatas dan tidak banyak yang diketahui tentang dirinya. Dari kisah tersebut, maka sudah sepantasnya sebagai umat muslim yang beriman untuk memilah dan mencari sumber yang shahih berdasarkan dalil (Al-Qur'an dan hadits).

Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar Walahaulawala Quwwata illabilla hil 'aliyil 'azhim. Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala ali Muhammad. Astaghfirullahal 'azhim wa atubu ilaih


Dalam kebersamaan, kita temukan kedamaian.

Temukan kisah, nilai, dan inspirasi dari tanah kelahiran di blog kami:

Majelis Sekumpul - Sadulur Salembur

📖 Baca sekarang dan rasakan hangatnya budaya dan spiritualitas lokal.

#MajelisSekumpul #SadulurSalembur #BlogKomunitas #NilaiLokal

Terima kasih telah membaca di Majelis Sekumpul - Sadulur Salembur.

Jangan lupa bagikan artikel ini jika bermanfaat!

Selasa, 12 November 2024

15 Manfaat Zikir bagi Umat Islam beserta Makna dan Caranya


Manfaat dzikir sangat besar untuk setiap umat Muslim yang rutin mengerjakannya. Nggak hanya mendapatkan pahala, ibadah zikir juga bisa mendatangkan keberkahan hidup di dunia dan akhirat yang melimpah, lho.

Sebab, di setiap kalimat zikir yang kamu ucapkan berisi makna mengagungkan dan memuji Allah SWT. Zikir bisa menjadi cara untuk kita mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik itu saat bahagia, sedih, sakit, maupun sehat.

Zikir berasal dari bahasa Arab ‘dzakara, yadzukur, dzukr’, yang artinya adalah mengingat atau menyebut. Dalam Islam pengertian zikir adalah mengingat Allah SWT di dalam hati serta melafalkannya dengan lidah.

Dengan berzikir, kita senantiasa terus mengingat Allah SWT yang bisa membuat hati dan pikiran menjadi lebih tenang. Zikir juga menjadi salah satu amalan yang sangat disukai Nabi Muhammad SAW.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga memerintahkan hamba-Nya untuk berzikir, baik setelah salat, zikir pagi petang, dan sebagainya. Salah satunya ada di surat Ar-Ra’d ayat 28 yang berbunyi: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hari mereka menjadi tentram dengan zikir kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).

Manfaat Zikir bagi Umat Islam

Berikut adalah manfaat dzikir bagi umat Islam menurut Al-Qur’an dan hadits beserta dengan maknanya.

1. Memberikan ketenangan dan ketentraman hati

Dengan berzikir, hati akan terasa lebih tenang dan damai. Hal ini merupakan jaminan oleh Allah SWT seperti yang tertuang dalam surat Ar-Ra’d ayat 28: “Ingatlah dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.”

2. Mendapatkan ampunan dan pahala yang besar

Zikir bisa mengugurkan dosa-dosa kecil yang pernah kita lakukan, lho. Tak hanya ampunan dari Allah SWT, berzikir juga bisa memberikan pahala yang besar.
Manfaat zikir ini tertuang dalam surah Al-Ahzab ayat 35: “Orang-orang yang banyak berzikir kepada Allah, lelaki maupun perempuan, maka Allah sediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang sangat besar.”

3. Mendapatkan pertolongan Allah

Seperti yang sudah disebutkan tadi ya, zikir menjadi cara untuk kita terus mengingat Allah SWT.
Sebaliknya, Allah pun menjanjikan dengan terus mengingat-Nya, maka Allah akan mendatangkan pertolongan untuk hamba-Nya seperti yang tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 152: “Maka Ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu.”

4. Dilancarkan rezekinya

Dalam surat Al-Jumuah ayat 10, Allah SWT berfirman: “Carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”
Surat ini menyiratkan kepada kita bahwa dengan mengingat atau berzikir kepada Allah, bisa menambah kemudahan dan kelancaran rezeki seseorang.

5. Jauh dari godaan setan

Rutin berzikir bisa membantu kita menjauhkan diri dari godaan setan dan jin. Semakin sering berzikir, maka akan semakin meningkat keimanan kita kepada Allah SWT yang membuat jin dan setan enggan untuk mendekati kita.
Seperti yang tertuang dalam surat Az-zukhruf ayat 36: “Barangsiapa yang berpaling dari mengingat Allah, maka akan Kami jadikan setan sebagai pendamping yang selalu menemaninya.”

6. Menghilangkan kemunafikan

Dikatakan oleh Ibnul Qayyin, manfaat terbesar dari zikir adalah untuk menghilangkan kemunafikan. Hal ini dikarenakan keengganan orang munafik untuk berzikir kepada Allah SAW.

Seperti firman Allah di surat An-Nisa’ ayat 142: “…Dan apabila mereka berdiri sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka berzikir kepada Allah kecuali sedikit sekali.”

7. Dijanjikan surga oleh Allah SWT

Allah SWT menjanjikan surga kepada siapa aja yang berzikir setiap hari.
Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mengucapkan zikir di siang hari dalam penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum subuh, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari)

8. Mendapatkan perlindungan di hari kiamat

Rasullah SAW pernah bersabda mengenai golongan apa saja yang akan mendapatkan naungan dari Allah di hari kiamat. Salah satunya adalah orang yang selalu mengingat Allah dengan berzikir.

“Ada tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat… di antaranya adalah seorang lelaki yang mengingat Allah dalam keadaan sepi, kemudian meneteslah air matanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

9. Mendapatkan kebahagiaan setelah mati

Setelah mati, seluruh harta benda yang dimiliki akan ditinggalkan. Namun, amalan baik seperti zikir yang dilakukan akan memberikan kebahagian setelah mati.
Imam Ghazali pernah menyampaikan keutamaan zikir, sesungguhnya seseorang yang mati tidak benar-benar lenyap, yang juga melenyapkan amalan zikir. Ia hanya lenyap dari dunia dan alam syahadah, bukan dari alam malakut. Hal ini pun tertera dalam Al-Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 169-170.

10. Amalan yang disukai Rasulullah SAW

Rasulullah SAW tidak pernah melewatkan zikir setiap hari. Maka dari itu, zikir menjadi salah satu sunah rasul yang sangat dianjurkan untuk umat Muslim. Dengan mengamalkannya, kamu sudah meneladani sifat-sifat Rasulullah dan mendekatkan diri sesuai sunnahnya.

11. Mendekatkan diri pada Allah SWT

Zikir adalah salah satu amalan yang paling disukai Allah SWT. Rajin berzikir akan membuat kamu lebih dekat dengan-Nya.
Hal ini pun tertuang dalam sabda Rasulullah SAW berikut ini: “Maukah kamu aku tunjukkan perbuatan yang terbaik, paling suci di sisi Allah, dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak?” Para sahabat menjawab: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Mahatinggi.” (HR. At-Tirmidzi No. 3377)

12. Mendapatkan banyak kebaikan dalam hidup

Rasulullah SAW bersabda, “Tiada suatu kaum yang duduk sambil berzikir kepada Allah melainkan mereka akan dikelilingi oleh malaikat, diselimuti oleh rahmat dan Allah akan mengingat mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Bukhari)

Hal ini menandakan bahwa zikir bisa memberikan kita limpahan kebaikan yang datang bertubi-tubi di dalam kehidupan sehari-hari.

13. Membersihkan hati

Manusia diciptakan dari tanah yang merupakan lambang dari kehinaan dan kekotoran. Karena tercipta dari tanah, maka sifat menusia cenderung kotor seperti iri, benci, sombong, dan sebagainya. Untuk membersihkan hati, manusia perlu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berzikir.

14. Menyehatkan otak

Ada sebuah penelitian dari Universitas Washington, yang dimuat dalam majalah Scientific American edisi Desember 1993, yang menyebutkan bahwa berzikir ternyata bisa mengaktifkan syaraf-syaraf di otak, lho. Saat kita berzikir dengan mengucapkan kalimat seperti Subhanallah, beberapa kawasan di otak menjadi aktif.

15. Mengontrol diri dari emosi

Manfaat dzikir lainnya adalah membuat seseorang bisa lebih sabar dan mengontrol emosi dengan lebih baik. Sebab sebagai umat Islam, kita harus selalu berperilaku baik kepada sesama manusia atau makhluk hidup lainnya.

Tata Cara Berzikir

Allah SWT juga memberikan petunjuk zikir dalam surat Al-A’raf ayat 205 yang memerintahkan untuk berzikir dalam hati dan secara perlahan. “Dan Ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang…” (QS. Al-A’raf [7]: 205).

Dalam surat tersebut juga kita jadi tahu kalau zikir tidak hanya bisa dilakukan setiap selesai sholat Fardhu atau sholat Sunnah, tetapi ada juga zikir pagi dan petang yang bisa senantiasa menjaga kamu sepanjang hari. 

Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar Walahaulawala Quwwata illabilla hil 'aliyil 'azhim. Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala ali Muhammad. Astaghfirullahal 'azhim wa atubu ilaih


Dalam kebersamaan, kita temukan kedamaian.

Temukan kisah, nilai, dan inspirasi dari tanah kelahiran di blog kami:

Majelis Sekumpul - Sadulur Salembur

📖 Baca sekarang dan rasakan hangatnya budaya dan spiritualitas lokal.

#MajelisSekumpul #SadulurSalembur #BlogKomunitas #NilaiLokal

Terima kasih telah membaca di Majelis Sekumpul - Sadulur Salembur.

Jangan lupa bagikan artikel ini jika bermanfaat!

Jumat, 08 November 2024

Kisah Nabi Daud Lengkap

1. Masa Muda Nabi Daud
Kisah Nabi Daud diawali dengan masa kecilnya. Nabi Daud tumbuh dalam keluarga yang taat beragama dan dihormati. Sejak kecil, ia menunjukkan tanda-tanda kebijaksanaan dan keberanian yang luar biasa. Allah SWT memberinya kemampuan luar biasa dalam memainkan alat musik.
Keberanian Daud diuji ketika ia menghadapi raksasa Jalut (Goliath) dalam pertempuran antara Bani Israil dan kaum Filistin. Dengan hanya menggunakan ketapel dan batu, Daud berhasil mengalahkan Jalut yang bersenjata lengkap dan sangat menakutkan.

2. Mengalahkan Jalut
Ketika Bani Israil sedang berada dalam peperangan melawan kaum Filistin, mereka sangat ketakutan oleh kehadiran Jalut, seorang prajurit raksasa yang kuat dan menakutkan. Tidak ada satu pun prajurit Bani Israil yang berani melawan Jalut, sampai Daud, yang saat itu masih sangat muda, tampil dengan keberanian luar biasa.

Dengan ketepatan yang luar biasa, Daud melemparkan batu dari ketapelnya dan mengenai kepala Jalut, membuat raksasa itu jatuh dan mati seketika. Kemenangan ini tidak hanya menunjukkan keberanian dan keimanan Daud, tetapi juga menjadi titik balik dalam peperangan tersebut.

3. Keistimewaan Suara Nabi Daud
Ketika ia membaca Zabur, kitab yang diturunkan kepadanya, baik manusia maupun makhluk lainnya terpesona oleh keindahan suaranya. Gunung-gunung dan burung-burung pun ikut bertasbih bersamanya, menunjukkan betapa besar pengaruh suara Daud dalam menyebarkan ajaran Allah SWT.

Mukjizat para utusan Allah memang sangat menakjubkan, seperti halnya mukjizat Allah kepada nabi lainnya yang juga diabadikan dalam Al-Qur’an terkait kisah nabi Zakaria, kisah nabi Muhammad, kisah nabi Yusuf, kisah nabi Musa, kisah nabi Nuh, hingga kisah nabi Adam.

Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar Walahaulawala Quwwata illabilla hil 'aliyil 'azhim. Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala ali Muhammad. Astaghfirullahal 'azhim wa atubu ilaih


Dalam kebersamaan, kita temukan kedamaian.

Temukan kisah, nilai, dan inspirasi dari tanah kelahiran di blog kami:

Majelis Sekumpul - Sadulur Salembur

📖 Baca sekarang dan rasakan hangatnya budaya dan spiritualitas lokal.

#MajelisSekumpul #SadulurSalembur #BlogKomunitas #NilaiLokal

Terima kasih telah membaca di Majelis Sekumpul - Sadulur Salembur.

Jangan lupa bagikan artikel ini jika bermanfaat!

Rabu, 06 November 2024

Nasihat ‘Orang Gila’ kepada Raja Harun Ar-Rasyid tentang Kekuasaan

Pada suatu waktu, di tengah gemerlapnya kekuasaan dan kejayaan Abbasiyah, Khalifah Harun Ar-Rasyid yang terkenal dengan kebijaksanaannya dan kekayaannya, berhadapan dengan sebuah nasihat yang sangat berharga dari seorang yang dianggap gila oleh masyarakat. Orang tersebut adalah Bahlul, seorang sufi terkenal yang sering dianggap "gila" oleh orang-orang karena cara pandangnya yang unik dan berbeda dari norma kebanyakan. Namun, dalam banyak kisah hidupnya, Bahlul menyampaikan nasihat-nasihat yang sangat tajam dan penuh makna, terutama tentang kekuasaan yang seringkali menyesatkan manusia. Kisah yang melibatkan Bahlul dan Khalifah Harun Ar-Rasyid ini menggambarkan bagaimana seorang yang dianggap sebagai orang gila bisa memberikan pelajaran hidup yang luar biasa bagi seorang penguasa yang paling berkuasa pada masanya. Nasihat Bahlul kepada Harun Ar-Rasyid menjadi sebuah pelajaran abadi mengenai kekuasaan, kesombongan, dan kehidupan yang penuh dengan ujian.

Perjumpaan Harun Ar-Rasyid dengan Bahlul

Khalifah Harun Ar-Rasyid, yang pada masa pemerintahannya memimpin kerajaan besar dan makmur, suatu kali bertemu dengan Bahlul, yang dikenal dengan kelakuannya yang sering dianggap tidak biasa. Pada suatu kesempatan, Harun Ar-Rasyid bertanya kepada Bahlul, yang saat itu sedang duduk di tepi jalan dengan penampilan yang kusut dan sikap yang cenderung tidak sesuai dengan kepribadian seorang bijak. Sang Khalifah penasaran, mengapa orang yang tampaknya tidak waras ini bisa begitu tenang dan penuh keyakinan. Mungkin Harun Ar-Rasyid mengira bahwa seorang yang berpakaian lusuh dan tampak tidak berdaya seperti Bahlul tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang kehidupan atau kekuasaan. Namun, Bahlul, dengan cara yang unik, memberikan sebuah jawaban yang mengejutkan Khalifah. Dengan cerdas, Bahlul memulai percakapan dengan cara yang berbeda, menggugah Khalifah untuk lebih berpikir dalam tentang dunia kekuasaan yang sedang ia jalani.

Bahlul dan Nasihatnya Tentang Kekuasaan

Suatu hari, saat Harun Ar-Rasyid sedang duduk di hadapan rakyatnya, Bahlul mendekat dan memberanikan diri untuk menyampaikan nasihat. Bahlul berkata, "Wahai Khalifah, bagaimana kamu bisa merasa bangga dengan kekuasaan yang kamu miliki, padahal segala sesuatu yang kamu miliki bisa saja hilang dalam sekejap mata? Apa yang kamu miliki saat ini, apakah itu milikmu selamanya?" Kata-kata Bahlul ini jelas merupakan kritik tajam terhadap sikap sombong dan ketergantungan pada kekuasaan yang sering muncul pada pemimpin yang berada di puncak kejayaan. Bahlul mengingatkan Harun Ar-Rasyid bahwa kekuasaan adalah sesuatu yang sementara. Semua yang dimiliki oleh seorang penguasa bisa saja lenyap seiring berjalannya waktu. Bahkan, orang yang memiliki kekuasaan yang besar sekalipun, pada akhirnya akan meninggalkan dunia ini. "Kekuasaanmu," lanjut Bahlul, "adalah amanah, bukan milikmu untuk selamanya. Jangan sampai kamu terperangkap dalam dunia yang fana ini." Nasihat ini menggugah Harun Ar-Rasyid untuk merenung tentang bagaimana dia seharusnya memandang kekuasaannya.

Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar Walahaulawala Quwwata illabilla hil 'aliyil 'azhim. Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala ali Muhammad. Astaghfirullahal 'azhim wa atubu ilaih


Dalam kebersamaan, kita temukan kedamaian.

Temukan kisah, nilai, dan inspirasi dari tanah kelahiran di blog kami:

Majelis Sekumpul - Sadulur Salembur

📖 Baca sekarang dan rasakan hangatnya budaya dan spiritualitas lokal.

#MajelisSekumpul #SadulurSalembur #BlogKomunitas #NilaiLokal

Terima kasih telah membaca di Majelis Sekumpul - Sadulur Salembur.

Jangan lupa bagikan artikel ini jika bermanfaat!

Utsman yang Dermawan: Menggali Kisah Kedermawanan Sang Khalifah


Utsman bin Affan, salah satu khalifah dari empat khalifah yang dikenal dalam sejarah Islam, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, memiliki reputasi yang sangat kuat sebagai sosok yang dermawan. Kedermawanannya tidak hanya terbatas pada hartanya, tetapi juga dalam segala hal yang dapat memberikan manfaat bagi umat Islam. Dalam perjalanan hidupnya, Utsman bin Affan dikenal sebagai pribadi yang sangat perhatian terhadap kesejahteraan umat, sangat gemar berinfak di jalan Allah, dan sangat dermawan dalam berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan.

1. Kehidupan Awal Utsman Bin Affan
Utsman bin Affan lahir di Mekkah pada tahun 576 M, dari keluarga yang terpandang dan kaya raya. Ayahnya, Affan bin Abi al-As, adalah seorang pedagang sukses yang memiliki banyak kekayaan. Sejak kecil, Utsman tumbuh dalam keluarga yang mampu memberikan pendidikan dan kehidupan yang baik. Meskipun berasal dari keluarga kaya, Utsman sudah menunjukkan tanda-tanda kedermawanan sejak usia muda. Dia tidak hanya menggunakan hartanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk membantu orang lain. Namun, meski Utsman hidup dalam kemewahan, ia tidak pernah lupa untuk berbagi dengan orang lain, bahkan sebelum masuk Islam. Salah satu ciri khas dari Utsman adalah bahwa ia selalu mencari peluang untuk menolong orang yang lebih membutuhkan, baik itu melalui bantuan material maupun dengan cara yang lebih halus, seperti memberikan dukungan moral dan nasihat.

2. Penerimaan Utsman terhadap Islam
Utsman bin Affan pertama kali mendengar tentang ajaran Islam dari sahabat Rasulullah SAW, yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq. Dalam hatinya yang murni, Utsman merasa bahwa ajaran ini adalah sesuatu yang benar dan membawa kebaikan. Tanpa ragu, ia memeluk Islam pada masa-masa awal dakwah Nabi Muhammad SAW, menjadikannya salah satu sahabat yang pertama masuk Islam. Keputusan ini membuat Utsman menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan Islam, baik dari sisi moral, sosial, maupun finansial. Setelah masuk Islam, Utsman semakin dikenal sebagai sosok yang tidak hanya taat dalam ibadah, tetapi juga sebagai seorang dermawan yang siap memberikan segala hartanya untuk kepentingan umat Islam. Ia selalu berusaha menjadi contoh bagi orang lain dalam berbuat baik, baik dengan hartanya maupun dengan tindakannya yang penuh kasih sayang.

3. Dermawan dalam Perang Tabuk
Salah satu peristiwa penting yang menggambarkan kedermawanan Utsman bin Affan adalah ketika Perang Tabuk terjadi. Pada masa itu, umat Islam menghadapi musuh yang kuat dan perjalanan yang sangat jauh. Rasulullah SAW memanggil umat Islam untuk berperang, tetapi banyak di antara mereka yang kesulitan memenuhi kebutuhan logistik, baik itu makanan, kendaraan, maupun perlengkapan perang. Utsman bin Affan menyahuti panggilan ini dengan penuh semangat. Ia mengeluarkan kekayaan pribadinya untuk membantu pasukan yang akan berperang. Utsman tidak hanya memberikan satu atau dua ekor unta, melainkan menyediakan seratus ekor unta lengkap dengan perlengkapannya untuk mendukung pasukan Muslim. Bahkan, Utsman juga menyumbangkan banyak peralatan perang lainnya, yang seolah tidak pernah habis dalam jumlahnya. Namun, tindakan dermawan Utsman tidak berhenti di situ. Ia memberikan tiga puluh ribu dinar (mata uang emas pada waktu itu) untuk mendanai persiapan pasukan yang akan berangkat. Sebagai akibat dari pengorbanan Utsman yang sangat besar ini, Rasulullah SAW bersabda, "Apa yang dilakukan Utsman setelah ini tidak akan ada yang dapat menyamainya." Utsman bin Affan benar-benar membuktikan bahwa ia memiliki komitmen yang tinggi terhadap Islam dan siap berkorban apa saja demi agama ini.