Perjumpaan Harun Ar-Rasyid dengan Bahlul
Khalifah Harun Ar-Rasyid, yang pada masa pemerintahannya memimpin kerajaan besar dan makmur, suatu kali bertemu dengan Bahlul, yang dikenal dengan kelakuannya yang sering dianggap tidak biasa. Pada suatu kesempatan, Harun Ar-Rasyid bertanya kepada Bahlul, yang saat itu sedang duduk di tepi jalan dengan penampilan yang kusut dan sikap yang cenderung tidak sesuai dengan kepribadian seorang bijak. Sang Khalifah penasaran, mengapa orang yang tampaknya tidak waras ini bisa begitu tenang dan penuh keyakinan. Mungkin Harun Ar-Rasyid mengira bahwa seorang yang berpakaian lusuh dan tampak tidak berdaya seperti Bahlul tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang kehidupan atau kekuasaan. Namun, Bahlul, dengan cara yang unik, memberikan sebuah jawaban yang mengejutkan Khalifah. Dengan cerdas, Bahlul memulai percakapan dengan cara yang berbeda, menggugah Khalifah untuk lebih berpikir dalam tentang dunia kekuasaan yang sedang ia jalani.
Bahlul dan Nasihatnya Tentang Kekuasaan
Suatu hari, saat Harun Ar-Rasyid sedang duduk di hadapan rakyatnya, Bahlul mendekat dan memberanikan diri untuk menyampaikan nasihat. Bahlul berkata, "Wahai Khalifah, bagaimana kamu bisa merasa bangga dengan kekuasaan yang kamu miliki, padahal segala sesuatu yang kamu miliki bisa saja hilang dalam sekejap mata? Apa yang kamu miliki saat ini, apakah itu milikmu selamanya?" Kata-kata Bahlul ini jelas merupakan kritik tajam terhadap sikap sombong dan ketergantungan pada kekuasaan yang sering muncul pada pemimpin yang berada di puncak kejayaan. Bahlul mengingatkan Harun Ar-Rasyid bahwa kekuasaan adalah sesuatu yang sementara. Semua yang dimiliki oleh seorang penguasa bisa saja lenyap seiring berjalannya waktu. Bahkan, orang yang memiliki kekuasaan yang besar sekalipun, pada akhirnya akan meninggalkan dunia ini. "Kekuasaanmu," lanjut Bahlul, "adalah amanah, bukan milikmu untuk selamanya. Jangan sampai kamu terperangkap dalam dunia yang fana ini." Nasihat ini menggugah Harun Ar-Rasyid untuk merenung tentang bagaimana dia seharusnya memandang kekuasaannya.
Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar Walahaulawala Quwwata illabilla hil 'aliyil 'azhim. Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala ali Muhammad. Astaghfirullahal 'azhim wa atubu ilaih
Dalam kebersamaan, kita temukan kedamaian.
Temukan kisah, nilai, dan inspirasi dari tanah kelahiran di blog kami:
Majelis Sekumpul - Sadulur Salembur📖 Baca sekarang dan rasakan hangatnya budaya dan spiritualitas lokal.
#MajelisSekumpul #SadulurSalembur #BlogKomunitas #NilaiLokal
Terima kasih telah membaca di Majelis Sekumpul - Sadulur Salembur.
Jangan lupa bagikan artikel ini jika bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar