_________________
Pada suatu malam yang tenang di kota Makkah, angin gurun berhembus lembut di antara dinding-dinding Masjidil Haram. Di sudut masjid, di antara para ahli ibadah yang tenggelam dalam doa dan tangis, duduklah seorang lelaki tua yang wajahnya terpancar cahaya kezuhudan. Dialah Syaikh Fudhayl bin ‘Iyadh, seorang ulama besar dan sufi yang dahulu dikenal sebagai perampok jalanan, namun kini menjadi salah satu waliyullah yang paling disegani.
Di sisi lain kehidupan, ribuan mil dari tempat itu, duduklah seorang penguasa dunia Islam yang paling berkuasa di zamannya: Khalifah Harun Al-Rasyid. Ia hidup dalam kemewahan istana Baghdad, dikelilingi oleh para menteri, harta, dan kemegahan. Namun, hatinya malam itu gelisah. Ia mendengar tentang seorang wali di Makkah yang hatinya telah ditundukkan oleh Allah — seorang lelaki yang lari dari dunia, tetapi justru dituju oleh dunia karena kebeningan jiwanya.
Khalifah pun memutuskan untuk menemuinya. 💙❤️
Dengan pakaian yang sederhana dan wajah tunduk, Harun Al-Rasyid memasuki masjid dan menemui Syaikh Fudhayl. Setelah memberi salam, ia duduk di hadapan sang wali dan meminta nasihat. Syaikh Fudhayl menatap sang Khalifah dengan pandangan tajam yang menembus hati.
“Wahai Harun, engkau adalah pemimpin umat ini. Allah akan meminta pertanggungjawaban atas setiap rakyatmu — mulai dari mereka yang paling jauh hingga yang paling dekat.”
Khalifah terdiam. Wajahnya berubah pucat. 🥶🥶
Syaikh Fudhayl melanjutkan, suaranya dalam dan tenang.
“Jika engkau ingin selamat pada hari kiamat, cintailah apa yang dicintai Allah, dan bencilah apa yang dibenci-Nya. Jangan kau jadikan istanamu sebagai tempat tirani, karena setiap derita rakyatmu akan ditulis dalam lembaran amalmu.”
Khalifah menunduk semakin dalam. Air mata mulai mengalir di pipinya.😭
“Nasihatilah aku lagi, wahai Syaikh,” pintanya dengan suara lirih.
Syaikh Fudhayl menatapnya dan berkata:
“Wahai Harun, aku tahu engkau adalah orang yang dekat dengan dunia. Tapi ketahuilah, jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan menjauhkannya dari dunia sebagaimana engkau menjauhkan orang sakit dari makanan yang membahayakan.”
"Bertakwalah kepada Allah, karena tak ada hijab antara doa orang yang dizalimi dan Allah. Jangan kau anggap ringan urusan rakyatmu.”
Setelah mendengar kata-kata itu, Khalifah Harun Al-Rasyid menangis tersedu-sedu, seperti anak kecil yang baru kehilangan segalanya. Ia memohon kepada Syaikh Fudhayl untuk terus mendoakannya dan memberinya nasihat. Namun, sang wali dengan tegas menolak untuk menerima pemberian atau hadiah apapun dari sang Khalifah.
"Aku berkata kepadamu demi Allah, bukan karena aku mengharapkan duniamu. Aku hanya ingin menyelamatkanmu dari api neraka.”
___________💎💎💎
Kisah ini terus hidup dalam sejarah, menjadi pelajaran bagi para penguasa dan rakyat tentang makna keadilan, zuhud, dan amanah. Di satu sisi ada Harun Al-Rasyid — penguasa dunia. Di sisi lain, Syaikh Fudhayl bin ‘Iyadh — penguasa hati.
Di malam itu, dunia bersujud di hadapan akhirat. Dan Khalifah, yang biasa dihormati oleh ribuan manusia, kini menunduk di hadapan seorang hamba Allah yang menang dalam pertarungan melawan nafsunya sendiri.
#khalifah #kisahsufistik #zuhud #sufi #hati #pemimpin