Al-IMAM AL-QUTB AL-HABIB ABUBAKAR BIN MUHAMMAD AS-SEGAF(GRESIK),RA
“KETAHUILAH bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala apa yang dipanjatkan sesuai sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt niscaya akan mendatangkan segala nikmat-Nya dimuka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia titipkan didalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain.
Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima Allah swt kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum membersihkan hatinya.”
“Wahai saudara-saudaraku, dengarkanlah apa yang dikatakan Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy, beliau meminta kepada kita untuk selalu meluangkan waktu menghadiri majlis-majlis semacam ini(ta’lim,dzikir)! Ketahuilah bahwa menghadiri suatu majlis yang mulia akan dapat menghantarkan kita kepada suatu derajat yang tidak dapat dicapai oleh banyak amal kebajikan yang lain. Simaklah apa yang dikatakan guruku tadi! ”
“Di zaman ini, hanya sedikit orang yang menunjukan adab luhur dalam majlis. Jika ada seseorang yang datang, mereka berdiri dan bersalaman atau menghentikan bacaan, padahal orang itu datang kemajlis tersebut tidak lain untuk mendengarkan. Oleh karenanya, banyak aku jumpai orang di zaman ini, jika datang seseorang, mereka berkata,”silahkan kemari” dan yang lain mengatakan juga “silahkan kemari” sedang orang yang duduk disamping mengipasinya. Gerakan-gerakan dan kegaduhan yang mereka timbulkan menghapus keberkahan majlis itu sendiri. Keberkahan majlis bisa diharapkan, apabila yang hadir beradab dan duduk di tempat yang mudah mereka capai. Jadi keberkahan majlis itu pada intinya adalah adab, sedangkan adab dan pengagungan itu letaknya dihati. Oleh karena itu, wahai saudara-saudaraku, aku anjurkan kepada kalian, hadirilah majlis-majlis Khoir(baik). Ajaklah anak-anak kalian kesana dan biasakan mereka untuk mendatanginya agar mereka menjadi anak-anak yang terdidik baik, lewat majlis-majlis yang baik pula.”
“Saat-saat ini aku jarang melihat santri-santri atau siswa-siswa madrasah yang menghargai ilmu. Banyak aku lihat mereka membawa mushaf atau kitab-kitab ilmu yang lain dengan cara yang tidak menghormatinya, menenteng atau membawa dibelakang punggungnya. Lebih dari itu mereka mendatangi tempat-tempat pendidikan yang tidak mengajarkan kepada anak-anak kita untuk mencintai ilmu tapi mencintai nilai semata-mata. Mereka diajarkan pemikiran filosof dan budaya pemikiran-pemikiran orang yahudi dan nasrani.”
“Aku teringat pada suatu kalam dari seorang shaleh yang mengatakan; tidak ada yang menyebabkan manusia rugi, kecuali keengganan mereka mengkaji buku-buku sejarah kaum sholihin dan berkiblat pada buku-buku modern dengan pola pikir moderat. Wahai saudara-saudaraku! Ikutilah jalan orang-orang tua kita yang sholihin, sebab mereka adalah orang-orang suci yang beramal ikhlas. Ketahuilah salaf kita tidak menyukai ilmu kecuali yang dapat membuahkan amal sholeh.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar