Rabu, 08 November 2023

AL-IMAM SYEKH ABU BAKAR BIN SALIM,RA



AL-IMAM SYEKH ABU BAKAR BIN SALIM,RA

Orang yang bahagia adalah orang yang disenangkan oleh Allah tanpa alasan tertentu dan orang yang sengsara adalah orang yang disengsarakan Allah tanpa sebab tertentu. Demikianlah menurut ilmu hakikat. Sedangkan menurut ilmu syariat; orang yang bahagia adalah orang yang oleh Allah diberi kesenangan dengan melakukan berbagai amal saleh, dan orang yang disengsarakan oleh Allah dengan meninggalkan amal-amal saleh dan melanggar syariat agama. Orang yang sengsara adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya Barangsiapa mengenal dirinya, ia tidak akan melihat selain Allah swt. Barangsiapa tidak mengenal dirinya, ia tidak akan melihat Allah swt.


Barangsiapa tidak memelihara waktunya, ia tidak akan selamat dari bencana. Dalam Qanaah terdapat ketenteraman dan keselamatan; dalam tamak terdapat kehinaan dan penyesalan. Orang yang arif melihat aib-aib dirinya; sedang orang yang lalai melihat aib-aib orang lain. Dan orang yang bahagia adalah orang yang melawan hawa nafsunya, berpaling dari alam untuk menghadap kepada penciptanya, dan melewatkan waktu2pagi dan sore dengan meneladani sunah nabinya.


Kesuksesanmu adalah ketika kamu membenci nafsumu dan kehancuranmu adalah saat kamu  meridhainya. Karena itu, bencilah nafsumu dan jangan meridhainya, niscaya kamu akan berhasil meraih segala cita- citamu, Insya Allah. Berprasangka baiklah kepada sesama hamba Allah, sebab buruk sangka timbul karena tiadanya taufiq. Ridhalah selalu pada qodho, bersikap sabarlah, walaupun musibah yang kamu alami teramat besar. Firman Allah : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan dibalas dengan pahala tanpa batas. ( Az Zumar,39 :10 )


Ketahuilah oleh kalian sesungguhnya Allah swt bertajalli ( mengagungkan dirinya ) di hati para kekasihnya; para kaum Arifin, karena mereka menghapus selainnya di hati mereka dan mereka menghilangkan selain Allah swt dalam pandangan mereka terhadap semesta dan pada setiap kejadiannya bahwa semuanya adalah semata-mata ciptaan Allah swt, dan mereka melalui siang, pagi serta sore hari selalu dalam keadaan taat kepadanya; mereka selalu beribadat serta berharap dan takut kepadanya; serta selalu ruku dan bersujud kepadanya, mereka selalu dalam keadaan bahagia dan gembira serta ridho dengan segala ketentuan Qadha dan Qadar yang telah ditentukan Allah swt atas mereka; berkata Nabi Ayyub as : mana aku hendak memilih di antara dua perkara, maka aku akan memilih perkara yang ada Ridho Allah swt didalamnya karena hanya hal itulah yang mendatangkan kemaslahatan bagiku.


Berkata kaum Arifin : Kalau sekiranya kedua mataku melihat selain Allah, maka akan ku butakan, kalau sekiranya ke dua telingaku mendengar selain Allah, maka akan kutulikan, dan bilamana lidahku berkata yang tidak diperintahkan Allah, maka akan ku potong.


Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin. Sesungguhnya Bala yang menimpamu pada saat lupamu, bila engkau menyadarinya adalah merupakan jalanmu untuk kembali mengenal Allah swt dan kembali mendekatkan dirimu kepadanya pada saat engkau meminta bala tersebut dihilangkannya, dan bala sesungguhnya adalah bilamana engkau melupakan Allah swt dan engkau lupa bahwa dirimu selalu faqir kepadanya.


Beristiqamahlah kalian dalam setiap amal, karena para Ahli kasyaf sekalipun semua bermohon kepada Allah swt agar mereka diberikan kekuatan dalam beristiqamah agar mereka tidak jatuh dalam keadaan terhijab darinya. Ketahuilah oleh kalian; Marifat kepada Allah swt adalah dengan kejelasan dan bukan dengan tersamar, dan bilamana seorang hamba diberinya marifat kepadanya, maka ia pasti akan melihat semua amal yang dicintai oleh Rasulullah saw.

https://para-auliya.blogspot.com/2011/12/nasehat-para-wali-allah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar