SAYYIDAH AMIRAH,RA
Orang yang menginginkan kemuliaan bersama Allah berusaha mengendalikan dirinya dari memperturutkan keinginan hawa nafsu. Mereka menghadapkan hati dan fikirannya pada Allah, mereka berusaha patuh pada syari’at dan aturan yang telah ditetapkan Allah, mereka tidak memperturutkan keinginan hawa nafsunya. Orang yang selalu memperturutkan keinginan hawa nafsunya hatinya akan menjadi rusak dan penuh penyakit. Jika tidak ada usaha untuk mengobati dan membersihkan nya dari penyakit akhirnya hati akan menjadi keras membatu dan akhirnya mati. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.( Al Baqarah 10)
Para ahli tasawuf membagi nafsu manusia menjadi tujuh tingkatan , yaitu
1.NAFSUL AMARAH, ini adalah tingkatan yang paling rendah. Nafsul amarah cenderung mendorong manusia untuk melakukan perbuatan keji dan rendah. Keberadaan nafsu ini disebutkan dalam
QS.Yusuf ayat:53
2.NAFSUL LAWWAMAH,
tingkat yang lebih tinggi adalah nafsul lawwamah. Nafsu ini sering mengkritik dan menyesali tindakan yang tidak patut yang dilakukan atas dorongan nafsul lawwamah. Keberadaan nafsu ini disebutkan dalam QS Al Qiyamah ayat 2
3.NAFSUL MULHAMMAH,
tingkat nafsu yang ketiga adalah nafsul mulhammah. Keberadaannya disebutkan dalam QS Asy Syam ayat 7-10.
4-NAFSUL MUTHMAINNAH,
keberadaan nafsu ini disebutkan dalam S Al fajr 27-31
5.NAFSUL RADHIAH
orang yang mencapai tingkat ini selalu merasa puas dengan apa yang diterimanya dari Allah . Bagi mereka sama saja kejadian baik maupun buruk yang menimpanya
6.NAFSUL MARDHIYYAH
Tingkat ini lebih tinggi daripada Nafsul Radhiyah. Ia adalah orang yang sangat dekat dan dicintai Allah. Merekalah yang dimaksud oleh salah satu hadist Qudsi:
“senantiasa hambaku mendekatkan diri kepadaku dengan mengerjakan ibadah ibadah sunah hingga aku cinta padanya. Maka apbila aku telkah mencintainya, jadilah aku pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, perkataannya yang dengan ya ia berkata kata, jadilah aku tangannya yang dengannya ia berbuat, jadilah aku kakinya yang dengannya ia melangkah, dan akalnya yang dengannya ia berfikir”
7. NAFSUL KAMILAH,
ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul, manusia suci dan sempurna, yang selalu berada dalam pengawasan dan bimbinganNya. Terpelihara dari perbuatan yang tercela.
Untuk meraih tingkatan nafsu dari level rendah sampai yang tinggi seperti tersebut diatas diperlukan perjuangan yang gigih dan ulet. Tidak bisa didapat dengan santai tanpa usaha yang maksimal. Untuk naik dari satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi dibutuhkan waktu yang cukup lama sampai bertahun tahun.
”Jika suatu wilayah sudah tidak ada lagi cahaya Allah atau hukum syara-Nya sudah dilecehkan +manusia sudah tidak lagi menyembah Allah (tuhanya adalah uang, jabatan, dan hawanafsu) maka efeknya adalah pembersihan total =disucikan-Nya kembali dengan teguran bencana sebagai pemusnahan berhala-berhala, maka dari itu umur keberlangsungan dunia itu tergantung bagaimana manusia-manusianya mengakui dengan perbuatan+hati bahwa tiada Tuhan selain Allah, yang Maha berkuasa dalam memberi maslahat dan menarik mudharat
“jadilah sebenar-benar hamba Allah yang tiada pernah mengangankan ataupun mencita-citakan selain-Nya. Ridholah dengan pengaturan-pengaturan-Nya baik pada dirimu maupun orang lain dan setujuilah qadha qadhar-Nya, karena tugas kita hanyalah menuruti Nya disegala kondisi..Dan yakinlah bahwa pengaturanya adalah sebaik-baika pengaturan yang pandai dan cermat untuk kita, karena kita belum tentu bias mengatur kebaikan untuk diri sendiri..Yakin dan percayalah kau akan mendapatkan yang lebih baik dikhirat kelak yang telah Allah sediakan untuk hamba-hamba Nya yang menuruti Nya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar